KONFERENSI PERS GERAKAN SOLIDARITAS
MAHASISWA TORAJA
( GASMATOR )
Makassar Jumat 20, January, 2017
1.
Menolak
pengangkatan raja Toraja kepada seseorang yang bernama H. Mustamin Londa Karena tidak sesuai dengan prosedur adat
toraya.
2.
Tidak
melibatkan masyarakat dalam mensosialisasikan kegiatan pengangkatan Raja Toraja yang dimana justru melibatkan orang luar bukan
orang toraja, sedangkan masing-masing wilaya ada pemangku adatnya. Wilaya barat
pemangku adatnya bergelar ma’dika, dan to parengge’ wilaya balimbing kalua’ (wilaya
utara) bergelar to parengnge’ dan siambe’ sindo’, untuk wilaya tallu lembangna
suda ada pemangku adatnya basse tangngana, basse adinna, basse kakanna yang
bergelar puang, dan to parengnge’
3.
Mempertanyakan
gelar Adat Tomatasak kepada bapak Mustamin dan panitia pengukuhan dewan adat
raja toraja untuk memberi tahu ke pablik silsila keturunannya.
4.
Meminta
pemerintah selaku Bupati Tana toraja untuk bertanggung jawab atas
terselanggaranya kegiatan ini pengangkatan Raja Toraja.
5.
Apa
maksud dan tujuan pelantikan raja toraja yang di mana saat ini kita suda menganut sistim
demokrasi dan paham pancasila.
Maraknya diperbincangkan di tengah-tengah kalangan masyarakat
toraja saat ini membuat setuasi tidak nyaman karena berbagai banyak komentar
yang kontraversi mengenai bakal diadakannya pelantikan raja toraja yang dimana
bisa dapat memunculkan konflik horisontal karena tidak memenuhi syarat dan
ketentuan yang berlaku dalam adat toraja dan masyarakat secara umum tidak
mengetahui apa maksud dan tujuan Mustamin londa dan panitia melakukan
pelantikan Raja Toraja, hal ini sudah di konsultasikan kepada pemerhati Budayawan
Puang Tarra’ Sampetoding mendukung sepenuhnya dalam hal konferensi pers yang
kami lakukan sepanjang yang kami ketahui dalam sejarah tondok lepongan bulan
gontingna tana matarik allo tidak pernah ada raja, yang memerintah jaman dahulu
kala adalah aluk dengan adat istiadat , yang di laksanakan oleh ma’dika wilaya
barat, toparengnge’ siambe’ dan sindo’ wilaya balimbing kalua’ (utara) dan di wilaya
tallu lembangna yang memerintah adalah aluk dan adat yang di laksanakan oleh
puang dan to parengnge’
( Gerakan Solidaritas Mahasiswa Toraja ) GASMATOR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar